
Candi Borobudur merupakan salah satu monumen paling ikonik yang menggambarkan era Hinduisme dan Buddha di Indonesia. Candi ini terletak di Lembah Kedu di bagian selatan Jawa Tengah. Candi ini juga merupakan salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.
Candi Borobudur merupakan bangunan yang sangat besar. Candi ini terdiri dari dua juta blok batu lava, mencapai ketinggian 115 kaki di titik tertingginya dan memiliki hampir 1.500 panel cerita berukir dan 504 patung Buddha. Namun setelah ditinggalkan, mungkin pada abad ke-14, candi ini dengan cepat menjadi tidak terlihat di bawah lapisan dedaunan tropis dan abu vulkanik. Sir Thomas Stamford Raffles, gubernur Inggris di Jawa (dan pendiri kota Singapura) menemukan kembali candi ini pada tahun 1814 dan setelah restorasi besar-besaran oleh UNESCO pada akhir abad ke-20, candi ini ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia.
Candi Borobudur terdiri dari tiga monumen: yaitu Candi Borobudur dan dua candi yang lebih kecil yang terletak di sebelah timur pada sumbu lurus dengan Borobudur. Candi utama Borobudur sendiri merupakan candi Buddha terbesar di dunia. Monumen seluas 60.000 m³ ini memiliki tinggi 34,5 m dan memiliki alas berbentuk persegi berukuran 123 mx 123 m. Kedua candi tersebut adalah Candi Mendut, yang penggambaran Buddha diwakili oleh monolit yang kokoh disertai dengan dua Bodhisattva, dan Candi Pawon, candi yang lebih kecil yang ruang dalamnya tidak mengungkapkan dewa mana yang mungkin menjadi objek pemujaan. Ketiga monumen tersebut mewakili fase-fase dalam pencapaian Nirwana.
Borobudur dibangun dalam tiga tingkat. Dasar candi ini terdiri dari piramida yang dibentuk oleh lima teras persegi konsentris. Dilanjutkan oleh batang kerucut dengan tiga platform. Di bagian paling atas terdapat stupa monumental (struktur seperti gundukan yang berisi relik Buddha). Dinding dan langkan Borobudur dihiasi dengan relief rendah yang menggambarkan berbagai adegan Buddha.
Program pemantauan telah dilaksanakan secara efektif untuk memantau laju kerusakan batu bangunan dan juga kerusakan oleh pengunjung yang tidak diawasi. Kantor Konservasi Warisan Borobudur juga telah melakukan program pengembangan masyarakat yang menyasar terutama kaum muda untuk meningkatkan kesadaran mereka dalam melestarikan Candi Borobudur.